Pengalaman Pertama Naik Pesawat

Tema ini agak norak sieh kayaknya. Tapi setidaknya perlu juga dituangkan dalam tulisan yang mungkin bisa berguna bagi yang pertama kali naik pesawat.

Pengalaman pertama dulu ketika pas naik pesawat tahun 2018, yang bolos kerja dan tanpa ijin pula, hendak maen ke Bali. Iseng-iseng buat nyobain naik pesawat sekalian healing. "Iya kali seumur-umur cuma khayalan aja, cobain napa" kalau anak milenial bilang.

Nah dengan modal niat pengen cabut cabut nakal plus ngambek di kerjaan, nekat beli tiket perpul (pergi pulang) pesawat Air Asia pada waktu itu. Belinya online sob, cuma 300 ribuan waktu itu. Mantul kan!.

"Tiket udah di tangan nieh, What's next?"

"Ya pergi ke bandara lah, masak udah punya tiket tiba-tiba nyampe di tujuan!"

"Ok ok ok... begini aja, critain detailnya deh what should we do and what will be happening?" 

"O ye o ye.. harus dicritain ya, ga mungkin diskip ya. Oke gass"

Ketika di pintu masuk arrival gate bandara, kita musti nyiapin tiket dan KTP/kartu identitas kita. Petugas bandara akan memeriksa tiket dan kartu identitas kita untuk dapat masuk ke dalam bandara. dicek tuh tiket ma kartu identitas kita. Jika sudah dilakukan pemeriksaan, kita masuk ke step selanjutnya adalah check in. chek in ini berguna untuk mengeluarkan tiket boarding kita.

Nah di sini ada dua metode check in. pertama melalui online by machine check in. mesinnya kayak mesin atm. So tinggal ikuti langkah di mesin itu dengan menggunakan kode booking kalau ga salah ya, tiket boarding bisa dicetak. Ampuni saiia mai brotoser, saiia ga bisa cerita banyak deh karena belum ada pengalaman checkin online. oke oke oke .. oke dah.. lanyut..

aku naik pesawat coy
Metode umum yang sering dilakukan adalah melakukan check in melalui counter maskapai. nah disini yang perlu di perhatikan adalah maskapai apa yang kamu gunakan dan tujuan ke mana. Cari counter maskapainya dan lihat di board announcementnya tujuan ke mana. Di bandara besar, biasanya tuh dengan maskapai yang sama dengan banyak counter dan berbeda tujuan, so jangan salah. contoh sieh dulu saya menggunakan air asia tujuan ke bali jam xx.xx . Cari tuh counter air asia ๐Ÿ—ธ, kemudian tujuan ke Bali dengan jam xx.xx ✔. Jika sesuai kita langsung check in. Persiapin lagi KTP dan Tiket kita, tak jarang pula cuma KTP aja. catatan tak jarang pula dibandara-bandara populer seringnya antri panjang, so jangan mepet2 kalau datang. Kalau ada bagasi ya pakai bagasi karena batas maximal ke kabin pesawat cuma 7 kg. terakhir you will get your boarding tiket. 

Gasssss to next step. Security Checking. barang bawaan dan kita akan di periksa di sini untuk keamaan. to make secure the trip. Pastikan kamu jam tangan, gesper dilepas dan ga ngantongi apapun itu. kita akan melalui security gate, dan seperti biasa jika ga bunyi berarti aman. kalau ga aman gemana bro? kalau ga aman ya lapor hansip cuy hehehe. Barang bawaan akan ditaruh di nampan dan di dorong masuk ke x-ray machine. jika sudah selesai maka kita bisa lanyut  masuk ke ruang tunggu bandara for the next step level captain. Yang perlu diperhatikan di sini adalah gate nomor berapa yang akan dituju. Kita tahunya dari tiket boarding kita. nanti akan tertertulis "Gate : X". Nah kita samperin tuh gate-nya. kalaupun nanti ada perubahan akan diumumkan. 

Terakhir siapkan boarding pass dan kartu identitas kita untuk memasuki pesawat jika gatenya sudah dibuka dan dipersilahkan untuk boarding ke pesawat.

Kura-kura begitu untuk pengalamannya. Next saiia gantian akan cerita tentang naik kereta yaaaaa... yuuukss. ๐Ÿ™‡๐Ÿ™‡

Share:

Membasmi Yang Jahat dari Kacamata Baptis?

was posted in theodoruseko at 11/07/14 21.11

Kembali saya melihat dunia ini, segala sesuatunya. Yang saya renungkan adalah Ia yang hatinya selalu bergetar bagi yang Ia kasihi, mereka yang hidup, kita manusia ciptaannya.

Hari ini saya melihat gambaran akan malaikat dan iblis dalam kacamata komersial. Tidak bisa sebagai nilai mutlak untuk penilaian akan kehidupan "yang lain" disekitar hidup manusia. Hanya saja satu yang pasti, Sang Jenderal bersama pasukannya selalu bertempur melawan si jahat. Dan Allah lah yang menentukan segalanya. Sebab Ia lah segalanya. Hormat dan pujian bagiNya sepanjang masa yang terjelma dalam PutraNya yang tunggal, Yesus Kristus, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah yang menyertai kita.

Saya membayangkan bahwa menghormati orang lain sebagaimana kita menghormati Ia yang telah mengutus Putranya untuk mewartakan kabar kebenaran kepada kita. Bukan semata-mata kita mengagungkan manusia yang mempunyai jabatan, tetapi Allah lah yang utama. Seperti sabda Yesus yang tersurat ".... sebagaimana Ia yang telah mengutus Aku".

Sanggupkah aku membasmi iblis seperti malaikat dengan konsekuenitas atas janji baptisku?, akankah aku berani menerima kebenaran itu?
Jika aku tidak mampu biarlah Allah yang bertanggung jawab atas kehendakNya dan kita mau membuka diri terhadapNya....
Share:

Bersyukur dalam perkara yang sepele

was posted in theodoruseko blogspot at 12/07/14 19.51

Kali ini memang beda. Salah satu teman bapak dateng ke rumah. Dulu teman waktu di asrama. Kaya tapi baik orangnya.

Akhirnya ngajak sekeluarga buat makan bareng di luar. Ada satu kejadian yang aku liat di sini. Ketika itu kita makan bareng. Ada bapak-bapak tua datang ke warung tempat kami makan. Rupanya ia jualan tape singkong. Lalu bapak ini mengeluh kepada orang lain katanya, "belum laku gan". Akhirnya tergeraklah teman bapak saya untuk membeli tape itu.

Hal biasa memang. Tapi ketika dilihat dari kacamata kehidupan, it's amazing!. Ok mari kita liat. Tinggalkan kehidupan enak kita sebentar, coba menjadi bapak itu. Ia tua, hanya penjual tape keliling. Tape yang nota bene ga banyak orang suka. Padahal kebutuhan hidup itu besar. Mereka harus berjuang untuk hidup, sedang kita di sini enak, itu aja masih kurang.

Ada banyak orang seperti itu. Mereka memperjuangkan hidup dengan keras. It's ok jika mereka hidup sendiri. Tetapi yang bikin aku miris adalah ketika mereka harus bilang... "hari ini anakku makan apa ya?" Atau "nanti istri dan anak-anakku makan apa?"...  hidup harus tetap dijalani...

Hanya saja dalam tulisan ini aku bertanya dalam hidupku, bukankah banyak yang berjuang hidup dalam kekurangan sedang aku bisa merasakan nikmatnya makan pizza, Mie ramen, atau sekedar es krim coklat.. disana masih banyak yang ga bisa nikmatin seperti itu.

Adakah rasa syukur dalam hidupku atas apa yang aku miliki?

Share:

Path Of Samurai

samurai indonesia

Teknik-teknik iaijutsu pada tahap awal memang sengaja dipraktekkan secara perlahan. Sebagian alasannya adalah karena penerapan timing saat berinteraksi dengan lawan sangatlah penting. Bergerak terlalu cepat dapat mengaburkan elemen elemen penting sekaligus kehilangan tujuan utama dari latihan. Pada kenyataannya juga lebih sulit untuk mengeksekusi gerakan iaijutsu secara perlahan. Hal ini mungkin tampak bertentangan. Dalam skenario kehidupan nyata hanya sepersekian detik saja dapat membedakan antara hidup dan mati. Kecepatan mungkin menjadi faktor penentu dalam keberhasilan. Untuk bergerak cepat sangatlah mudah, untuk mengayunkan pedang dengan kekuatan dan kecepatan penuh, tetapi jika itu adalah tujuannya maka efektivitasnya akan hilang. Skill ini perlu dicapai melalui pergerakan yang ekonomis dan efisien serta ketenangan jiwa. Kecepatan memiliki tempat di iaijutsu tapi hanya jika benar dalam aplikasinya. Jika teknik dapat dilakukan secara kompeten dengan cara yang lambat maka si praktisi akan cukup terampil untuk mempercepat gerakannya di saat diperlukan. Jika kecepatan adalah tujuan utama di awal, maka banyak substansi iaijutsu yang harusnya dikuasai akan tetap berada di luar jangkauan penguasaan. "Substansi inti" inilah yang terdiri dari sejumlah elemen yang saling berkaitan (details) yang tak akan mungkin bisa diketahui oleh penonton yang tak terlatih. Di sinilah aspek pengembangan pribadi mulai ikut bermain.

Dalam melakukan kata, seorang praktisi iaijutsu harus mampu menciptakan suasana ketegangan seperti saat bertemu musuh dengan menciptakan rasa bahaya dan fokus yang selalu tertanam. Hal ini harus dilakukan dengan tetap menjaga semangat tetap tenang yang tidak terpengaruh oleh gangguan dari luar atau kegagalan diri sendiri. Keterampilan mental yang dapat diambil dari dojo ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi yang tinggi dapat disimpulkan oleh pepatah iaijutsu; "Saya no uchi no kachi" Mencapai kemenangan dengan pedang tetap didalam sarung. Tujuan seseorang pada akhirnya adalah dengan menggunakan jalan damai sebagai sarana memperbaiki diri sendiri dan orang yang berinteraksi dengan anda.

Sensei Kenji Sekiguchi
Share:

Udawa Gita

udawa gita

Percakapan antara Sri Krishna dengan Uddhava
( Mengapa Sri Krishna tidak menolong para Pandava ketika mereka bermain dadu dengan Duryodhana & Shakuni?)
Inilah penjelasan yang luar biasa dari -Nya :
______
Sejak masa kanak-kanaknya, Uddhava selalu bersama Sri Krishna, Mengemudikan kereta untuk- Nya dan melayani-Nya dalam berbagai macam cara. Ia tidak pernah menginginkan ataupun meminta karunia apapun dari Sri Krishna.


Ketika Sri Krishna telah berada pada akhir dari saat-saat penyelesaian dalam masa kemunculan-Nya,
Ia memanggil Uddhava dan berkata,
“ Uddhava yang baik, dalam masa kemunculan-Ku ini, banyak orang yang telah meminta dan mendapat karunia dari-Ku; tapi kamu tidak pernah memohon apapun pada-Ku.
Kenapa kamu tidak meminta sesuatu sekarang?
Aku akan mengabulkannya. Biarkan Aku menyelesaikan kemunculan ini dengan rasa puas karena telah melakukan sesuatu yang baik buat kamu juga.”

Meskipun Uddhava tidak pernah memohon apapun untuk dirinya sendiri, ia telah selalu mengamati Krishna sejak dari masa kanak-kanakNya. Ia selalu heran akan betapa jelasnya ketidaksinkronan antara ajaran Sri Krishna dengan kegiatan-kegiatan-Nya, dan ia ingin memahami alasan-alasan dari hal itu. Ia bertanya kepada Sri Krishna,
“ Tuhanku, Engkau mengajarkan kami untuk hidup dengan suatu cara tertentu, namun Engkau sendiri hidup dengan cara lain. Dalam drama Mahabharata, di dalam peran yang Engkau mainkan, di dalam kegiatan-kegiatan-Mu, sangat banyak hal yang tidak aku pahami. Aku sangat ingin mengerti alasan-alasan untuk setiap tindakanMu. Berkenankah Engkau memenuhi rasa ingin tahuku?

Krishna berkata,
“ Uddhava, apa yang aku wejangkan pada Arjuna selama perang Kurukshetra adalah Bhagavad Gita.
Hari ini, jawaban-jawaban-Ku atas pertanyaanmu pada-Ku akan dikenal sebagai
‘Uddhava Gita’.
Itulah sebabnya Aku memberikan kesempatan ini kepadamu. Silakan bertanya tanpa ada rasa ragu.”

Uddhava mulai bertanya
– ‘Krishna, pertama-tama, siapakah yang disebut sebagai teman sejati?’

- Krishna menjawab, ‘Teman sejati adalah seseorang yang datang menolong temannya yang sedang membutuhkan pertolongan tanpa dipanggil terlebih dahulu.’

Uddhava :
‘Sri Krishna, Engkau adalah teman yang sangat dekat bagi para Pandava. Mereka mempercayai-Mu sepenuhnya sebagai Apadhbhandava
(pelindung dari segala kesulitan).
Sri Krishna, Engkau tidak saja hanya mengetahui apa yang sedang terjadi, namun Engkau juga mengetahui apa yang akan terjadi. Engkau adalah Jnani yang agung. Saat ini, Engkau baru saja memberikan definisi dari teman yang sejati. Lalu mengapa Engkau tidak bertindak sebagaimana yang Engkau jelaskan dalam definisi tersebut. Mengapa Engkau tidak menghentikan Dharmaraja (Yudhistira) dari permainan judi?
Ok, jika Engkau tidak melakukan hal itu; tapi mengapa Engkau tidak mengatur agar keberuntungan berada di sisi Dharmaraja,
dengan mana Engkau akan memastikan bahwa dharma akan menang. Engkau tidak melakukan hal itu juga. Paling tidak Engkau dapat menyelamatkan Dharmaraja dengan menghentikan permainan sesudah ia kehilangan seluruh kekayaannya, negaranya dan dirinya sendiri. Engkau dapat membebaskannya dari hukuman akibat bermain judi. Atau, Engkau dapat masuk ke ruang pertemuan tersebut saat ia akan mulai mempertaruhkan saudara-saudaranya. Namun Engkau tetap tidak melakukan hal itu juga. Paling tidak, saat Duryodhana membujuk
Dharmaraja dengan menawarkan untuk mengembalikan semua kekalahannya bila ia mau mempertaruhkan Draupadi (yang selalu membawa keberuntungan bagi para Pandava),
Engkau dapat ikut turun tangan dan dengan kekuatan illahi- Mu Engkau dapat membuat dadu-dadu itu berguling sedemikian rupa sehingga menguntungkan Dharmaraja.

Sebaliknya, Engkau hanya turun tangan saat Draupadi hampir kehilangan kehormatannya dan sekarang Engkau menyatakan bahwa Engkau telah memberinya baju dan menyelamatkan kehormatannya; bagaimana Engkau bisa menyatakan hal seperti itu – sesudah ia diseret ke ruang pertemuan oleh seorang pria dan dilucuti pakaiannya di depan begitu banyak orang, kehormatan bagaimana yang tersisa bagi seorang wanita?
Apa yang telah Engkau selamatkan?
Hanya pada saat engkau menolong orang pada saat kritislah, pantaskah Engkau disebut ‘Apadhbhandava’, jika Engkau tidak menyelamatkannya di saat kritis, apa gunanya?
Inikah yang disebut Dharma?’

( Sambil menyampaikan pertanyaaan-pertanyaan tersebut, air mata mulai mengalir deras dari mata Uddhava.Ini bukanlah pertanyaan-pertanyaan dari Uddhava sendiri saja. Semua dari kita yang telah membaca Mahabharata memiliki pertanyaan-pertanyaan ini. Atas nama kitalah, Uddhava telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada Sri Krishna)

Bhagavan Sri Krishna tertawa.
‘Uddhava yang baik, hukum dari dunia ini adalah : ‘hanya orang yang memiliki Viveka (kecerdasan melalui pembedaan/pemilihan) yang menang’ .
Duryodhana saat itu memiliki Viveka, sedangkan Dharmaraja hanya memiliki sedikit saja. Itulah sebabnya Dharmaraja kalah.’
( Uddhava limbung dan bingung. Krishna melanjutkan)
‘Waktu Duryodhana memiliki banyak uang dan kekayaan untuk bermain judi, ia tidak tahu caranya main dadu. Itu sebabnya ia menggunakan pamannya Shakuni untuk bermain ketika ia bertaruh. Itulah Viveka. Dharmaraja juga bisa berpikir seperti itu dan meminta-Ku, sepupunya, untuk bermain atas namanya.
Jika Shakuni dan Aku bermain dadu, menurutmu siapakah yang akan menang?
Dapatkah ia memunculkan angka yang aku sebut atau akankah Aku memunculkan angka yang ia minta? Lupakan ini. Aku bisa memaafkan kenyataan bahwa Dharmaraja lupa melibatkan-Ku dalam permainan dadu ini.
Namun, tanpa Viveka, ia melakukan kesalahan lagi.
Ia berdoa agar Aku tidak datang ke ruang pertemuan karena ia tidak ingin Aku tahu bahwa nasib buruknya telah membuatnya dipaksa untuk main dadu.
Ia mengikat-Ku dengan doanya dan tidak mengijinkan Aku untuk masuk ke ruang pertemuan; padahal Aku sedang berada di sisi luar ruang tersebut, menunggu seseorang memanggilku melalui doa mereka.
Bahkan ketika Bheema, Arjuna, Nakula dan Sahadeva telah kalah dipertaruhkan, mereka hanya mengutuk Duryodhana dan merenungkan nasib mereka saja; mereka lupa memanggil-Ku.
Bahkan Draupadi tidak memanggil-Ku saat Dusshasana menjambak rambutnya dan menyeretnya untuk memenuhi perintah kakaknya.
Draupadi juga berdebat di dalam ruang pertemuan sebatas kemampuannya.
Ia tidak pernah memanggil-Ku.
Akhirnya akal sehat muncul; saat Dusshasana mulai melucuti pakaiannya, ia berhenti bertahan melalui kekuatannya sendiri dan mulai berseru
‘Hari, Hari, Abhayam Krishna, Abhayam’ dan mulai berseru memanggil-Ku. Hanya pada saat itulah aku punya kesempatan untuk menyelamatkan kehormatannya.
Aku menuju padanya sesegera mungkin setelah Aku dipanggil.
Aku menyelamatkan kehormatannya.
Apa kesalahanKu dalam situasi seperti itu?

‘Penjelasan yang luar biasa Kanha (Krishna), Aku terkesan sekali. Namun bagaimanapun aku tidak bisa diperdaya. Bolehkah aku mengajukan pertanyaan lain’, kata Uddhava.

Krishna memberinya ijin untuk melanjutkan pertanyaannya.

‘Apakah itu berarti Engkau hanya akan datang bila dipanggil?
Apakah Engkau tidak akan datang atas kehendak-Mu sendiri untuk menolong orang di saat kritis, untuk menegakkan keadilan? tanya Uddhava.

Krishna tersenyum, ‘Uddhava, dalam hidup ini kehidupan semua orang berlangsung berdasarkan atas Karma mereka masing-masing. Aku tidak melakukan itu; Aku juga tidak ikut campur dalam hal itu. Aku hanyalah seorang ‘saksi’. Aku berdiri di sebelahmu dan mengamati apapun yang sedang terjadi. Itulah Dharma Tuhan.’

‘Wow, bagus sekali Sri Krishna. Dalam hal ini, Engkau akan berdiri dekat kami, mengamati semua tindakan jahat kami; pada saat kami terus menerus melakukan kegiatan dosa, Engkau akan terus mengamati kami. Engkau ingin kami melakukan lebih banyak kesalahan, mengumpulkan dosa dan penderitaan,’ kata Uddhava.
Sri Krishna berkata,
‘Uddhava, mohon sadarilah arti sebenarnya dari ucapanmu. Jika kamu memahami dan menyadari bahwa ketika Aku berdiri sebagai saksi di sebelahmu, bagaimana mungkin kamu akan melakukan kegiatan yang salah atau buruk. Kamu melupakan hal ini dan menganggap dirimu mampu melakukan hal-hal tersebut tanpa sepengetahuan-Ku. Itulah yang terjadi saat kamu masuk dalam suatu masalah. Kebodohan Dharmaraja adalah bahwa ia menganggap ia dapat bermain judi tanpa sepengetahuan-Ku.
Jika saja saat itu Dharmaraja menyadari bahwa Aku selalu hadir bersama setiap orang sebagai ‘Sakshi’ (saksi), tentunya permainannya akan berakhir lain, kan?’

Uddhava sangat terpesona dan diliputi oleh rasa bhakti yang melimpah. Ia berkata,

’ Sungguh suatu filsafat yang sangat luar biasa. Alangkah benarnya!
Bahkan berdoa dan melakukan puja pada Tuhan serta memanggil-Nya untuk mohon pertolongan semuanya bukanlah apa-apa dan tidak lain dan tidak bukan adalah rasa serta keyakinan kita.
Begitu kita mulai yakin bahwa tiada sesuatu apapun bergerak tanpa-Nya, bagaimana kita bisa tidak merasakan kehadiranNya sebagai saksi?
Bagaimana kita bisa melupakan kenyataan ini dan bertindak tanpa-Nya?

Melalui Bhagavad Gita, inilah filsafat yang Sri Krishna tanamkan pada Arjuna.
Ia adalah kusir kereta dan juga pemandu jalan bagi Arjuna, namun Ia sendiri tidak ikut berperang.”
– Sadarilah Saksi Yang Utama yang ada di dalam dirimu dan sekaligus meliputi dirimu di luar!
Dan leburlah dalam kesadaran Ketuhanan itu!

Temukanlah Dirimu yang sejati – Kesadaran Murni Utama yang penuh Cinta Kasih dan Kebahagiaan!
– Tat Tvam Asi!


Radhe - Krishna

was posted in theodoruseko blogspot at 21/07/21 10.12
Share:

Curhatanku Wahai Sahabatku

catatanku

Sahabatku, sesudah pesta kesenangan untuk kali ini selesai, aku mau curhat:

Pada hari ini ini, Jumat 3 Februari 2017, saya membaca sebuah berita di India bahwa banyak dari anak-anak meninggal karena sebuah buah yakni buah leci. Pastinya seorang anak pasti menyukai buah yang satu ini. Bahkan saya yang telah besar pun menyukai buah ini. 

Buah-buah ini jatuh karena telah matang pada waktunya. Anak-anak begitu polosnya mengambil buah ini dan dimakan. Dari sini saya megitu takjub melihatnya, tapi begitu mirisnya ketika saya tahu bahwa anak-anak ini adalah anak- anak dari kalangan keluarga miskin, anak-anak dari kalangan daerah perkebunan leci. 

Betapa menyayatnya hati ini ketika bahwa buah yang mereka ambil dan makan itu buah yang terlalu matang dan hampir busuk. Yang lebih membikin miris lagi adalah mereka keracunan buah tersebut dan berubah menjadi petaka pada tengah malam, mereka menjerit dan kejang. Mengapa bisa terjadi, karena mereka tidak mendapatkan makan malam mereka. Ya benar tidak mendapat makan malam. Bisa makan sehari dua kali saja sudah bersyukur, apalagi tidak telat makan aja itu bagus. Anak kecil yang tak berdosa harus kehilangan masa-masa indahnya dan harus kembali kepada sang khalik.

Begitu kita menyia-nyiakan makan kita, padahal disana dengan susah mati berjuang demi sesuap nasi. Dan disini anak kecil yang polos menjadi korbannya.

Bullshit begitu ketika kita gembor-gemborkan dengan setengah mati untuk membela agama kita, sedang anak-anak kita menanti seorang ayah untuk membela mereka. Memerikan mereka sebuah masa-masa yang indah dan sebuah masa depan yang ingin mereka capai. Keluargalah yang seharusnya kita bela mati-matian.

Setelah ini saya akan berjanji untuk diam duduk di tempatku menanti seorang yang biasa saja. Segelas air ditanganku, yang sudi menerima dekapanku untuk memandangnya dan berkata kau tak sendiri, ada aku disini. Karena aku akan menentang malam untuk membela kamu mati-matian. Membentuk sebuah keluarga yang indah.

Jangan sia-siakan makananmu.......

was posted in theodoruseko blogspot at 03/02/17 19.24
Share:

Jalan-Jalan Ke Pasar Agrowisata Tawangmangu

 was post in theodoruseko blogspot at 11/02/25 14.04

Pasar Tawangmangu

Bayangin coba, tahun 2000'an masuk pasar tradisional!!! idih waw..... paling enggak untuk sebagian anak cabe-caben yang bilang sieh. Kan banyak mall, banyak pilihan barang-barang branded, ya ga?!. Apa ga salah nieh. Jangan-jangan lagi kemasukan jin kepala kinclong tuh.....

Bukannya mall itu pasar orang-orang kaya juga ya?. "Aku sieh iyes" kalau mall itu merupakan pasar, menurut definisi modern ini. Banyak pilihan juga. Mulai Pakaian all size, makanan minuman, buku, alat-alat sampai calon bini. Paling enggak terselip prestise di dalamnya. Barang-barang branded yang ga malu-maluin kalau dipamerin ke tetangga sebelah cuy. Tapi harga diskon selangit. Ngajakin miskin pokoknya kalau dibeli, bagi gue mblo.... ga tau kalau bagi Bang Amin Richman....

Mall merupakan tempat nongkrong tergaul bagi anak muda yang gawul abad 21. Beda lagi bagi anak gawul macam saya ini. Udah tajir keren, cakepnya maknyuss malahan masuk ke pasar tradisional. Kekilafan atau lagi frustasi yang bisa bikin masuk pasar bro? Lha gimana ceritanya koq bisa ke pasar tradisional gituh mblo....... ?

Nah itu masalahnya, kenapa ya?

Pagi itu hari yang cerah, walau sedikit mendung. Paling enggak boleh dikatain cerah karena bukan karena napa-napa tapi cuman tanggal merah aja, kagak ada hitamnya sama sekali, full colour Red Number. Katanya enyak-babe, tanggal merah tuh merupakan hari libur. Ga boleh masuk sekolah katanya, kalau pergi main boleh... Nah gara-gara hari libur dan boleh main itulah saya akhirnya melakukan traveling. Deket-deketan sieh dari rumah, paling enggak 2 jam perjalanan gituh. Tempat yang dituju  ini namanya Tawangmangu sob. Yang paling dikenal dengan daerah pegunungan dan Grojogan Sewu-nya. Buat sohib-sohib yang demen naik gunung pasti ngerti dengan enter gate buat naik Gunung Lawu; Cemoro Kandang / Cemoro Sewu. Sejauh mata memandang, terhampar hotel mesum perkebunan sayuran berjajar..... Make it fresh inside the mind....

Sumpah mblo, walaupun cuma nongkrong sembari minum kopi menikmati udara segar, it really makes fresh.... lupa sejenak akan hutang-hutang yang tersebar di mana-mana.... lantas karena fresh musti di situ terus-terusan gituh?? ya ga lah, musti pulang dong,, kan ada yang nungguin... bukan pacar tapi tukang kredit utang tadi......

Ketika pas kita mau berangkat travelling tadi, ada berjubel titipan suruh beliin oleh-oleh khas Tawangmangu. Coba dipikir dulu,, oleh-oleh khas Tawangmangu itu apa ya? pastinya strowberry. Yups stroberry. But kelihatannya pas tadi nongkrong ga ada yang jual yah. Dan emang bener,, belum musimnya kata enyak yang jualan kopi. Lalu?. Aha, This is natural place man! it is'nt like the capital city which many building and polution.. Pilihan jatuh pada hasil bumi-nya. Exactly masuk pasar aja, banyak pilihan. Woro-woro... sodare-sodare di Tawangmangu ini ada pasar tradisional yang terkenal dengan berbagai macam barang dagangannya. Tradisional but it's so clean and almost modern. Nih pasar namanya Pasar Agrowisata Tawangmangu. Pasar ini terdiri dari dua lantai Lantai Dua terdiri atas sayur mayur dan kebutuhan dapur, dan lantai pertama atau Ground Floor terdiri atas buah-buahan dan kebutuhan peralatan/pakaian dsb.

Kita tuh bergaya sok cool berlagak kayak orang pribumi. Pertama langsung naik ke atas, benar saja sesampainya di atas udah sepi. Dan pantas aja saat itu hari menunjukkan sudah sore (3 pm). Akhirnya turun ke bawah. Terkejutnya saya karena yang bawah itu masih rame, full penjual dan pembeli, dan banyak pilihan untuk oleh-oleh. Kenapa ga dari tadi langsung ke bawah aja???!!!!. Mata dimanjakan dengan beranekan ragam hasil bumi, buah-buahan yang jarang di dapat di kota, selain di supermall. Ada Ketela, Ketela rambat, Alphukat, Manggis, Salak, dan buah-buah fresh yang diambil langsung dari sumbernya.... mantep mblo,, sampe galau untuk memilih yang mana untuk oleh-oleh... eit tunggu dulu, masak udah tua pake galau juga... dan pilihannya jatuh pada alphukat dan ketela rambatnya... 

Kesan nyasar di pasar ini adalah kita tanpa berdosanya masuk ke pasar tradisional dengan make atribut pakaian anak motor dan nawar sama empok-empok yang jualan ketela... so... "Anak motor masuk pasar beli ketela rambat"......
Share: