was posted in theodoruseko blogspot at 12/07/14 19.51
Kali ini memang beda. Salah satu teman bapak dateng ke rumah. Dulu teman waktu di asrama. Kaya tapi baik orangnya.
Akhirnya ngajak sekeluarga buat makan bareng di luar. Ada satu kejadian yang aku liat di sini. Ketika itu kita makan bareng. Ada bapak-bapak tua datang ke warung tempat kami makan. Rupanya ia jualan tape singkong. Lalu bapak ini mengeluh kepada orang lain katanya, "belum laku gan". Akhirnya tergeraklah teman bapak saya untuk membeli tape itu.
Hal biasa memang. Tapi ketika dilihat dari kacamata kehidupan, it's amazing!. Ok mari kita liat. Tinggalkan kehidupan enak kita sebentar, coba menjadi bapak itu. Ia tua, hanya penjual tape keliling. Tape yang nota bene ga banyak orang suka. Padahal kebutuhan hidup itu besar. Mereka harus berjuang untuk hidup, sedang kita di sini enak, itu aja masih kurang.
Ada banyak orang seperti itu. Mereka memperjuangkan hidup dengan keras. It's ok jika mereka hidup sendiri. Tetapi yang bikin aku miris adalah ketika mereka harus bilang... "hari ini anakku makan apa ya?" Atau "nanti istri dan anak-anakku makan apa?"... hidup harus tetap dijalani...
Hanya saja dalam tulisan ini aku bertanya dalam hidupku, bukankah banyak yang berjuang hidup dalam kekurangan sedang aku bisa merasakan nikmatnya makan pizza, Mie ramen, atau sekedar es krim coklat.. disana masih banyak yang ga bisa nikmatin seperti itu.
Adakah rasa syukur dalam hidupku atas apa yang aku miliki?