was post in theodoruseko blogspot at 11/02/25 14.04
Bayangin coba, tahun 2000'an masuk pasar tradisional!!! idih waw..... paling enggak untuk sebagian anak cabe-caben yang bilang sieh. Kan banyak mall, banyak pilihan barang-barang branded, ya ga?!. Apa ga salah nieh. Jangan-jangan lagi kemasukan jin kepala kinclong tuh.....
Bukannya mall itu pasar orang-orang kaya juga ya?. "Aku sieh iyes" kalau mall itu merupakan pasar, menurut definisi modern ini. Banyak pilihan juga. Mulai Pakaian all size, makanan minuman, buku, alat-alat sampai calon bini. Paling enggak terselip prestise di dalamnya. Barang-barang branded yang ga malu-maluin kalau dipamerin ke tetangga sebelah cuy. Tapi harga diskon selangit. Ngajakin miskin pokoknya kalau dibeli, bagi gue mblo.... ga tau kalau bagi Bang Amin Richman....
Mall merupakan tempat nongkrong tergaul bagi anak muda yang gawul abad 21. Beda lagi bagi anak gawul macam saya ini. Udah tajir keren, cakepnya maknyuss malahan masuk ke pasar tradisional. Kekilafan atau lagi frustasi yang bisa bikin masuk pasar bro? Lha gimana ceritanya koq bisa ke pasar tradisional gituh mblo....... ?
Nah itu masalahnya, kenapa ya?
Pagi itu hari yang cerah, walau sedikit mendung. Paling enggak boleh dikatain cerah karena bukan karena napa-napa tapi cuman tanggal merah aja, kagak ada hitamnya sama sekali, full colour Red Number. Katanya enyak-babe, tanggal merah tuh merupakan hari libur. Ga boleh masuk sekolah katanya, kalau pergi main boleh... Nah gara-gara hari libur dan boleh main itulah saya akhirnya melakukan traveling. Deket-deketan sieh dari rumah, paling enggak 2 jam perjalanan gituh. Tempat yang dituju ini namanya Tawangmangu sob. Yang paling dikenal dengan daerah pegunungan dan Grojogan Sewu-nya. Buat sohib-sohib yang demen naik gunung pasti ngerti dengan enter gate buat naik Gunung Lawu; Cemoro Kandang / Cemoro Sewu. Sejauh mata memandang, terhampar hotel mesum perkebunan sayuran berjajar..... Make it fresh inside the mind....
Sumpah mblo, walaupun cuma nongkrong sembari minum kopi menikmati udara segar, it really makes fresh.... lupa sejenak akan hutang-hutang yang tersebar di mana-mana.... lantas karena fresh musti di situ terus-terusan gituh?? ya ga lah, musti pulang dong,, kan ada yang nungguin... bukan pacar tapi tukang kredit utang tadi......
Ketika pas kita mau berangkat travelling tadi, ada berjubel titipan suruh beliin oleh-oleh khas Tawangmangu. Coba dipikir dulu,, oleh-oleh khas Tawangmangu itu apa ya? pastinya strowberry. Yups stroberry. But kelihatannya pas tadi nongkrong ga ada yang jual yah. Dan emang bener,, belum musimnya kata enyak yang jualan kopi. Lalu?. Aha, This is natural place man! it is'nt like the capital city which many building and polution.. Pilihan jatuh pada hasil bumi-nya. Exactly masuk pasar aja, banyak pilihan. Woro-woro... sodare-sodare di Tawangmangu ini ada pasar tradisional yang terkenal dengan berbagai macam barang dagangannya. Tradisional but it's so clean and almost modern. Nih pasar namanya Pasar Agrowisata Tawangmangu. Pasar ini terdiri dari dua lantai Lantai Dua terdiri atas sayur mayur dan kebutuhan dapur, dan lantai pertama atau Ground Floor terdiri atas buah-buahan dan kebutuhan peralatan/pakaian dsb.
Kita tuh bergaya sok cool berlagak kayak orang pribumi. Pertama langsung naik ke atas, benar saja sesampainya di atas udah sepi. Dan pantas aja saat itu hari menunjukkan sudah sore (3 pm). Akhirnya turun ke bawah. Terkejutnya saya karena yang bawah itu masih rame, full penjual dan pembeli, dan banyak pilihan untuk oleh-oleh. Kenapa ga dari tadi langsung ke bawah aja???!!!!. Mata dimanjakan dengan beranekan ragam hasil bumi, buah-buahan yang jarang di dapat di kota, selain di supermall. Ada Ketela, Ketela rambat, Alphukat, Manggis, Salak, dan buah-buah fresh yang diambil langsung dari sumbernya.... mantep mblo,, sampe galau untuk memilih yang mana untuk oleh-oleh... eit tunggu dulu, masak udah tua pake galau juga... dan pilihannya jatuh pada alphukat dan ketela rambatnya...
Kesan nyasar di pasar ini adalah kita tanpa berdosanya masuk ke pasar tradisional dengan make atribut pakaian anak motor dan nawar sama empok-empok yang jualan ketela... so... "Anak motor masuk pasar beli ketela rambat"......